Pagi mentari menyinari lagi hari-hariku yang begitu cerah, sesaat semua keakuanku sudah kunyatakan lewat bab-bab dalam cerita ini.
Ku awali lagi pagiku yang masih begitu cerah untuk ku lalui, seperti biasa kuseduh teh hangat, menikmati sepotong roti dari sisa-sisa makanan tadi pagi.
Rutinitas yang begitu menjengkelkan, seperti awal pertemuan kita, kita duduk di tidak jauh dan tidak dekat dari orang-orang yang mendekatimu. Kupesan secangkir kopi hitam sembari bercerita dengan kawan-kawan sekitar yang juga ada disekitaran mu. Perlahan, kopi itu kuseruput sedikit demi sedikit untuk menikmatinya seperti para penikmat kopi yang lainnya.
Tidak jauh dari semua hal yang iya ceritakan, kau ikut kedalam zona nya.. Aku melihatmu disana, kau tertawa.. Lepas tidak penuh beban dari pandanganku, sesekali mata ini mencuri pandangan memperhatikanmu, bahkan sesekali juga aku menertawakanmu karena tingkah yang sedikit menyenangkan dan sesekali juga aku menegur teman dari temanku dengan nada yang sedikit bercanda"hei jangan dekat-dekat (ketawa memaksa agar semuanya baik-baik saja)" padahal sedikit cemburu.
Aku cemburu? Iya jelas, dan jika kau bertanya kenapa? Mungkin jawabannya : apa tidak boleh aku cemburu kepadamu?
Dan jika kau bertanya lagi, itukan cuma teman kita, aku bisa menjawabnya kita dulu berawal dari teman juga kan yah? (Padahal memang kita masih berteman)
Tapi, sedikit saja kau sadari apa ada teman biasa yang cemburu ketika orang yang disayanginya didekati dengan orang lain?
Dan, jika kau pun masih belum sadar dan mengatakan sudahlah, kita ini cuma teman dan dia juga cuma teman.
Baiknya, aku akan membuang perasaanku lebih jauh lagi dan tidak membuat perasaan ini seolah mencintaimu tapi ketika kau bertanya aku benci padamu, jawabannya tidak sama sekali karena perihal membenci itu tidak di anjurkan dalam hidupku, aku senang ada yang menamparku walau sakitnya tak terasa .
Perihal tentangmu, aku masih cinta
Dan, dia akan tumbuh bersamanya.. Bersamamu atau tidak itu urusanku biarkan aku tetap mencintaimu seperti aku mengenalmu lebih awal dari sebelumnya.
Pada dasarnya kita akan tetap berteman, meski hati memberatkan.
Terakhir jangan paksa lagi hati ini untuk membencimu ! Meski kita berteman setidaknya aku bisa memerhatikanmu seperti saat ini, dan selalu aku panjatkan segala doa-ku agar pertemanan kita itu lebih dari sekedar teman biasa .
Seraya dunia berkata, dia mencintaimu (mungkin hanya angan-angan) .
0 komentar:
Posting Komentar